Jl. Basuki Rahmat No. 248 Tuban

Alamat

081249548615 / 082234692194

Telepon

panduoutbound@gmail.com

Email
Anak Susah di Atur Pembawaan Ataukah Keturunan ?

Anak susah di atur Pembawaan ataukah Keturunan ?

Anak Susah di Atur Pembawaan Ataukah Keturunan ? - Seringkali kita mendapati anak yang sangat susah diatur, selalu menolak jika diarahkan, melawan jika di ingatkan. Apakah ini ada hubungannya dengan pembawaan atau keturunan ? mari kita kenali dua hal tersebut.

Pengertian Pembawaan

Pembawaan yaitu seluruh kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan atau potensi yang terdapat pada individu pada sel benih dan yang selama perkembangannya dapat diwujudakan (direalisasikan). Untuk merealisasikan potensi-potensi itu memerlukan latihan-latihan dan setiap potensi itu memiliki kematangan masing-masing.

Baca juga : 7 Masalah Yang dialami anak dalam belajar

Anak itu sejak lahir mempunyai mempunyai kesanggupan untuk dapat berjalan atau berkata-kata, pembawaan ilmu pasti, menggambar dan lain-lain yang telah ada dalam pembawaannya. Potensi yang bermacam-macam itu tentu tidak begitu saja dapat di realisasikan atau diwujudkan begitu saja.

Untuk dapat diwujudkan sehingga dapat kelihatan dengan nayata, potensi-potensi tersbut harus mengalami perkembangan serta membuatuhkan latihan-latihan, juga tiap potensi memiliki kematangan masing-masing, dan karena lingkungan seta kematangannya pada suatu hari anak dapat berjalan atau berkata-kata, menggambar dan lainnya.

Pendek kata, bahwa yang dimaksud pembawaan adalah semua kesanggupan yang dapat diwujudkan. Kesanggupan itu sendiri yang sebenarnya sudah ada dalam pembawaan tidak dapat kita amati.

Struktur Pembawaan

Sifat-sifat dalam pembawaan yang ada pada individu seperti potensi belajar ilmu pasti, berkata-kata, intelejensi yang baik dan lain-lain merupakan struktur pembawaan individu. Jadi sifat-sifat dalam pembawaan itu tidak berdiri sendiri yang satu terlepas dari yang lain, melainkan berbagai macam pembawaan itu keseluruhan yang erat hubungannya satu sama lain.

Bermacam pembawaan tersebut berkaitan satu sama lain, yang satu menentukan, menguatkan, mempengaruhi atau melemahkan yang lain. Manusia tidak dilahirkan dengan membawa sifat-sifat pembawaan yang masing-masing berdiri sendiri namun mempunyai struktur pembawan. Struktrur pembawaan itulah yang menentukan apakah potensi terebut akan terjadi atau tidak.

Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawan itu sehingga menjadi wujud atau tetap terpendam adalah tergantung pada factor dari luar sperti tidak mendapatkan kesempatan latihan atau pengajaran yang cukup, atau dari dalam contohnya kondisi badan yang tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas tersebut.

Pembawaan dan Bakat

Sebenarnya kedua istilah itu yakni pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya. Umumnya dalam buku-buku psikologi kita dapati kedua istilah itu sejajar, sama-sama digunakan untuk satu pengertian yakni pembawaan.

Titik berat perbedaannya adalah pada luas pengertiannya, yang satu mengandung pengertian yang leih luas daripada yang lain contoh : “Adi berpembawaan main music, dapat dikatakan Adi berbakat main music”, contoh yang lain “Doni berpembawaan rambut kriting, janggal jika dikatakan Adi berbakat rambut kriting”.

Dalam contoh diatas dapat dikatakan bahwa “bakat” dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan aptitude yang berarti “kecakapan pembawaan” yaitu mengenai kesanggupan pada potensi tertentu.

Sedangkan kata “pembawaan” mengandung arti yang lebih luas, yaitu kesanggupan-kesanggupan yang dibawa sejak lahir, termasuk juga pembawaan keturunan.

Baca juga : Membangun Tangki Cinta dalam Keluarga

Pengetian Hereditas atau Keturunan

Hereditas adalah Pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis yang terhimpun dalam kromosom laki-laki dan perempuan masing-masing berjumlah 24 kromosom yang saling berinteraksi satu sama lain.

Masing-masing individu hidup dengan 1 sel dalam indung telur yang telah dibuahi oleh sel sperma. Sel ini kemudian tebelah menjadi dua kemudian masing-masing terbelah lagi menjadi dua dan begitu seterusnya hingga menjadi banyak sel yang akan membentuk organ tubuh, proses pembagian sel ini disebut mitosis. Dan semua sel dalam tubuh itu mempunyai hereditas yang identic dengan orang tuanya.

Dengan demikian kita hrus berhat-hati untuk memutuskan bahwa suatu prilaku atau sifat yang ditunjukkan oleh anak itu merupakan keturunan atau bukan. Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada anak memiliki kesamaan dengan orang tuanya, kita masih belum dapat mengambil kesimpulan bahwa itu merupakan keturunan.

Misalnya saja bapaknya mempunyai watak keras dan anaknya ternyata juga mempunyai sifat yang keras, ini belum tentu sifat keras anak tersebut adalah keturunan dari bapaknya, bisa saja karena anak tersebut selalu melihat orang marah kepada orang lain sehingga ia menirunya, berarti dalam kasus ini adalah lingkungan yang mempengaruhi wataknya.

Banyak orang yang dapat mengetahui bahwa ciri jasmaniah tertentu banyak diperoleh dari dari orang tuanya atau keturunan seperti anak berkulit putih, mata sipit, rambut kriting, hidung ancung, badan tinggi dll.

Namun tidak berlaku demikian untuk mengetahui ciri-ciri keturunan yang berkaitan dengan kejiwaan, karena sifat-sifat kejiwaan sulit diteliti karena lebih mudah berubah oleh keadaan lingkungan.

Kesimpulan

Kenakalan anak, susah diatur, suka melawan, pemarah dan lain sebagainya belum tentu di sebbakan oleh factor keturunan, karena perubahan kejiwaan sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, jika lingkungan di sekeliling anda adlah lingkungan yang baik maka anak akan tumbuh menjadi baik, namun sebaliknya jika lingkungan skitar adalah lingkunagn yang tidak baik maka anak juga akan tumbuh menjadi anak yang kurang baik.

Sebagai orang tua kita harus memberikan pendidikan terbaik untuk anak, selain pendidikan yang baik orang tua juga harus memastikan anak bahwa dia berada pada lingkungan yang baik pula. Jika semua sudah baik maka kemungkinan besar anak akan tumbuh menjadi orang yang baik pula.

Sumber : Noer Rohmah. 2012. Psikologi Pendidikan: Yogyakarta. Penerbit Teras




Komentar

  • Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar